Energi Hijau dan Transisi Energi: Peran PGN dan Universitas Udayana

Energi Hijau dan Transisi Energi: Peran PGN dan Universitas Udayana

Bali – PT PGN Tbk, sebagai Subholding Gas Pertamina, berkolaborasi dengan Universitas Udayana untuk mengembangkan kapabilitas pengelolaan energi dan mencari solusi serta terobosan energi yang inovatif. Kolaborasi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Pertamina Goes To Campus 2024 (PGTC 2024).

Direktur Program Pembinaan Ditjen Migas Kementerian ESDM, Mirza Mahendra, menjelaskan bahwa tantangan utama dalam penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) di masa depan adalah keekonomian dan integrasi pengaturan hulu dan hilir. "Kami mendapat mandat dari Presiden untuk mencapai swasembada energi, karena ketergantungan pada energi impor dapat merugikan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu menjaga pengelolaan energi melalui program diversifikasi," tuturnya.

Mirza melanjutkan, untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060, transisi energi menjadi hal yang sangat krusial. "Gas bumi adalah energi fosil yang paling ramah lingkungan, dan itulah sebabnya PGN berkomitmen untuk menyediakan energi yang lebih baik bagi lingkungan," ungkapnya.

Saat ini, cadangan gas mencukupi, tetapi tantangan yang dihadapi adalah infrastruktur untuk menyalurkan gas hingga ke masyarakat dalam rangka mencapai NZE 2060.

“Pengelolaan energi di masa depan membutuhkan kolaborasi dengan civitas akademika untuk mengembangkan riset yang inovatif. Kerja sama PGN dengan Universitas Udayana juga bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul dalam pengelolaan energi. Ini adalah kesempatan untuk meningkatkan kerja sama korporasi dengan generasi masa depan pengelola energi nasional," ujar Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko.

“Kerja sama di berbagai bidang, khususnya dalam riset energi baru terbarukan, merupakan komitmen bersama untuk mengurangi jejak karbon dan menciptakan bumi yang lebih baik. Universitas Udayana sebagai bagian dari komunitas akademik bekerja sama dengan PGN untuk saling melengkapi, sehingga edukasi, kesadaran, dan peningkatan wacana mengenai transisi energi dapat berjalan dengan baik,” kata Rektor Universitas Udayana, Prof. I Ketut Sudarsana.

PGN dan Universitas Udayana sepakat bahwa gas bumi berperan sebagai energi transisi yang dapat membawa perubahan nyata menuju energi baru terbarukan di masa depan. Kerja sama ini diharapkan dapat menyiapkan generasi mendatang agar lebih peduli terhadap isu energi dan siap memasuki dunia kerja di tengah arus digitalisasi.

“Semoga kolaborasi ini menjadi awal dari energi yang baik bagi kita semua,” harap Prof. I Ketut Sudarsana.

Arief berharap, kerja sama antara PGN dan Universitas Udayana dapat menghasilkan inisiatif yang konstruktif untuk mendukung pengembangan pemanfaatan gas bumi. Selain itu, kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi pemanfaatan gas bumi di kalangan mahasiswa Universitas Udayana. Di Bali, PGN memperkenalkan produk gas bumi alternatif seperti CNG dan LNG, mengingat belum adanya infrastruktur pipa dan sumber gas di pulau ini.

“Sebagai bagian dari solusi menuju energi baru terbarukan, salah satu peluang kolaborasi adalah energi hidrogen. PGN juga akan mengeksplorasi arah tersebut sebagai bagian dari strategi low carbon business untuk mendukung Net Zero Emission 2060,” tutup Arief.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index