JAKARTA - Universitas Sumatera Utara (USU) kembali mengukir prestasi internasional setelah Tim RodenWatch berhasil meraih juara kedua dalam Asia-Pacific Global Health Innovation Hackathon 2025. Acara bergengsi ini diselenggarakan oleh SingHealth Duke-NUS dan berlangsung selama dua hari pada 17 sampai 18 Januari 2025 di Singapura.
Kompetisi tersebut diikuti oleh 60 partisipan yang terbagi dalam 16 tim, berasal dari 12 negara berbeda, termasuk Bangladesh, China, India, Indonesia, Malaysia, Mongolia, Nepal, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Masing-masing tim ditantang untuk menciptakan inovasi dalam sistem pengolahan data yang berkaitan dengan kesehatan dan perubahan iklim, sebuah isu yang semakin mendesak di kawasan Asia-Pasifik.
Bimbingan dari para mentor ternama seperti yang berasal dari Duke-NUS Medical School, National Environment Agency, National University of Singapore, Open Government Products (OGP), Singapore Biodesign Fellows, SingHealth, World Health Organization, dan lainnya turut menjadi elemen penting dalam kompetisi ini. Mereka membantu para peserta untuk menyempurnakan ide mereka dan mempersiapkan solusi nyata.
Tim RodenWatch USU, yang dipimpin oleh Dr. Sunna Vyatra Hutagalung MS., Ph.D dari Fakultas Kedokteran, mencuri perhatian dengan inovasi platform yang menawarkan data pengawasan real-time. Platform tersebut dilengkapi peta risiko yang menyoroti wilayah rawan penyakit yang ditularkan oleh hewan pengerat. “Platform ini bertujuan untuk memfasilitasi penyebaran informasi publik dan melindungi populasi dari ancaman kesehatan,” ujar Dr. Sunna.
Keberhasilan ini tidak hanya menjadi prestasi tersendiri bagi Tim RodenWatch, tetapi juga menempatkan USU dalam peta inovasi kesehatan global. Tim RodenWatch juga beranggotakan Dr. Anita Zaitunah S.Hut., M.Sc dari Fakultas Kehutanan, Dr. Erna Budhiarti Nababan, M.IT dari Fasilkom TI, serta Drh. Rita Rosmala Dewi, MSi., Ph.D dari Fakultas Peternakan Universitas Tjut Nyak Dien. Sinergi antar-disiplin inilah yang menjadi kunci keberhasilan tim ini dalam mengembangkan solusi inovatif.
Selanjutnya, sebagai salah satu dari tiga tim pemenang, Tim RodenWatch USU berkesempatan mengikuti tahap inkubasi selama enam bulan di SingHealth Duke-NUS untuk mengembangkan lebih lanjut inovasi mereka. Proses inkubasi ini akan dimulai dengan sesi intensif secara langsung selama dua minggu di Singapura, dan dilanjutkan dengan bimbingan virtual yang berkelanjutan. “Kami sangat bersemangat untuk belajar dan berkolaborasi dengan para ahli di bidang kesehatan, keberlanjutan, dan inovasi,” tutur Dr. Sunna.
Inisiatif yang diusung oleh tim-tim peserta dinilai oleh SingHealth Duke-NUS Academic Medical Centre bekerja sama dengan SingHealth Duke-NUS Academic Medicine Innovation Institute, SingHealth Duke-NUS Global Health Institute, dan SingHealth International Collaboration Office. Tujuannya adalah melahirkan solusi transformatif untuk masalah kesehatan paling mendesak di Asia-Pasifik, termasuk advokasi, mitigasi dan pengelolaan dampak buruk kesehatan.
Kesuksesan Tim RodenWatch USU menunjukkan bahwa inovasi lintas disiplin yang menggabungkan teknologi, kesehatan, dan pengelolaan lingkungan berpotensi besar untuk memecahkan tantangan global. Inovasi seperti ini diharapkan tidak hanya membantu dalam mitigasi masalah kesehatan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Dengan prestasi membanggakan ini, Tim RodenWatch dan USU telah membuktikan diri sebagai pionir dalam inovasi kesehatan. Ke depan, diharapkan lebih banyak institusi pendidikan dan penelitian di Indonesia dapat mengikuti jejak ini dengan mengembangkan ide-ide cemerlang yang memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.
Partisipasi USU dalam ajang ini sekaligus menjadi bukti atas kemampuan bangsa Indonesia untuk bersaing di kancah internasional. Keberlanjutan proyek ini melalui fase inkubasi juga akan menjadi katalis bagi pengembangan inovasi serupa yang dapat menjawab tantangan-tantangan kesehatan baru lainnya yang mungkin muncul di masa depan.
Dengan demikian, perjalanan Tim RodenWatch USU dalam ajang ini tidak hanya menorehkan prestasi, namun juga memberikan harapan baru bagi perbaikan sistem kesehatan dan pengelolaan lingkungan di wilayah Asia-Pasifik dan lebih luas lagi.