Washington DC diguncang oleh insiden tragis saat sebuah pesawat penumpang American Airlines bertabrakan dengan helikopter militer di atas Sungai Potomac, menewaskan 67 orang. Kejadian mengerikan ini telah memicu penyelidikan intensif oleh Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Amerika Serikat guna mengungkap detail di balik tragedi tersebut.

Pada Senin, 3 Februari, NTSB menyatakan bahwa mereka telah menyelesaikan wawancara dengan pengawas lalu lintas udara sebagai bagian dari penyelidikan mendalam terhadap tabrakan fatal ini. Insiden tersebut melibatkan pesawat jet penumpang Bombardier CRJ-700 dan helikopter militer Sikorsky UH-60 Black Hawk milik Angkatan Darat AS.

Tim penyelamat yang dikerahkan ke lokasi kejadian telah menemukan bagian badan pesawat dan mesin kanan dari Bombardier CRJ-700. Selain itu, upaya juga dilakukan untuk mengangkat puing-puing helikopter Black Hawk dari sungai, memperlihatkan upaya keras yang dikerahkan dalam investigasi ini.

Ketua NTSB, Jennifer Homendy, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang penyebab kecelakaan ini. "Kami memiliki data yang jauh lebih terperinci dari Potomac TRACON yang akan dapat kami rilis," ujar Homendy kepada Reuters. Data radar tambahan dari fasilitas pendekatan radar terminal milik Badan Penerbangan Federal di Virginia akan membantu mengumpulkan informasi penting bagi penyelidikan.

Departemen pemadam kebakaran Washington, D.C., melaporkan bahwa hingga Minggu lalu, 55 dari 67 orang yang menjadi korban dalam insiden ini berhasil diidentifikasi. Namun, sisa-sisa jasad lainnya masih dalam proses identifikasi oleh kantor pemeriksa medis setempat. Keadaan ini menyoroti proses identifikasi yang sulit di tengah situasi yang penuh tantangan.

Badan Keamanan Transportasi Nasional telah memperoleh pelatihan dan catatan penerbangan dari kedua awak pesawat serta catatan perawatan untuk kedua jenis pesawat yang terlibat. Langkah ini dianggap krusial dalam upaya mengidentifikasi faktor-faktor penyebab insiden tragis tersebut.

Sejumlah puing telah dipindahkan ke Hanggar tujuh di Bandara Nasional Ronald Reagan Washington. Meskipun demikian, sebagian besar wilayah Sungai Potomac tetap ditutup untuk lalu lintas umum, dan dua landasan pacu yang jarang digunakan di bandara tersebut masih ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Selain penyelidikan terhadap tabrakan tersebut, NTSB juga berencana untuk menyelidiki insiden nyaris celaka sebelumnya yang melibatkan helikopter dan pesawat terbang di sekitar Washington Reagan. "Kami harus memahami prosedur operasi standar untuk misi pelatihan helikopter," tegas Homendy.

Penyelidik NTSB, dalam temuan awal, mengungkapkan bahwa pesawat CRJ-700 yang berangkat dari Wichita, Kansas, berada pada ketinggian 325 kaki (99 meter), dengan margin toleransi 25 kaki, pada saat benturan terjadi. Fakta ini menunjukkan bahwa helikopter Black Hawk terbang di atas ketinggian maksimum yang diizinkan untuk rute tersebut, yaitu 200 kaki (61 meter).

Penyelidikan intensif ini diharapkan mampu memberikan jawaban atas tragedi yang menimpa banyak nyawa di Washington DC. Dengan perhatian dan keterlibatan berbagai pihak terkait, NTSB berusaha untuk mengumpulkan seluruh informasi dan data yang dibutuhkan guna mencegah kejadian serupa di masa depan.

Sebagai bagian dari upaya penyelidikan ini, NTSB juga melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait dari American Airlines dan Angkatan Darat AS. Harapannya, informasi yang didapatkan dapat memberikan wawasan tambahan tentang operasi penerbangan dan prosedur keselamatan yang perlu diperbaiki.

Insiden tragis ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dalam dunia penerbangan, baik untuk penerbangan komersial maupun misi militer. Kecelakaan ini menuntut perhatian lebih terhadap koordinasi lalu lintas udara, khususnya di daerah dengan kepadatan penerbangan tinggi seperti Washington DC.