JAKARTA-InJourney Airports, di bawah PT Angkasa Pura, kini mengadopsi kecerdasan buatan (AI) untuk mengoptimalkan penggunaan listrik dan air di bandara besar. Hal ini disampaikan oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Teknologi InJourney Airports, Ferry Kusnowo, dalam acara Kompas CEO Forum yang digelar di Jakarta. Dengan bantuan teknologi AI, InJourney Airports mampu memonitor pergerakan penumpang, sehingga operasional listrik, air, dan pendingin udara dapat diatur sesuai kebutuhan yang dinamis.

Dalam diskusi tersebut, Ferry menjelaskan bahwa pergerakan penumpang di bandara tidak selalu konsisten sepanjang hari. Contohnya, beberapa bandara menunjukkan lonjakan jumlah penumpang di pagi dan sore hari, sementara di siang hari relatif lebih sepi. "Ada bandara yang ramai di pagi dan sore saja, jadi kami bisa menyesuaikan operasional agar lebih hemat," ujar Ferry. Dengan menggunakan AI sebagai data dashboard, InJourney Airports dapat mengatur penggunaan listrik, air, dan AC secara otomatis, sesuai dengan pola kepadatan penumpang yang terpantau secara real-time.

Langkah ini memungkinkan bandara untuk mematikan sistem di area yang tidak aktif tanpa mengorbankan kenyamanan penumpang. Penggunaan AI juga menjadi bagian dari komitmen InJourney Airports dalam menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan, yang mendukung inisiatif Environmental, Social, and Governance (ESG). Langkah ini sejalan dengan tujuan Indonesia mencapai target net zero emission pada tahun 2060. PLN sebagai mitra diskusi turut menyatakan dukungannya, dengan langkah konkret membatalkan pembangunan 13,3 GW PLTU baru dan menggantinya dengan pembangkit energi terbarukan.

Inisiatif ini menjadikan InJourney Airports sebagai pelopor dalam penggunaan AI untuk efisiensi energi di sektor transportasi udara di Indonesia, sekaligus menjadi model bagi bandara lain dalam hal keberlanjutan dan efisiensi.