JAKARTA - Dalam laporan tahunan terbaru yang dirilis oleh World Gold Council (WGC), permintaan emas diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2025. Sementara ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global semakin mendominasi, emas tetap menjadi pilihan utama bagi para investor untuk mempertahankan nilai kekayaan mereka. Pada tahun lalu, permintaan emas global mencapai rekor tertinggi hampir 5.000 ton, dan tren ini diprediksi akan berlanjut pada awal tahun 2025.
Namun, meskipun investasi dalam emas berada pada jalur yang kuat, permintaan perhiasan emas justru menunjukkan tren penurunan. Hal ini dipicu oleh harga emas yang telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa. "Harga yang tinggi melemahkan permintaan di sektor perhiasan, dengan konsumsi turun 11 persen menjadi 1.877 ton," ungkap WGC dalam laporan yang dikutip oleh AFP, Kamis, 6 Februari 2025.
Dampak Ekonomi China dan Kebangkitan India
Penurunan permintaan perhiasan emas ini terutama didorong oleh kondisi ekonomi di China. Ekonomi negara tersebut mengalami tekanan yang signifikan pada tahun lalu, yang berdampak pada konsumsinya yang turun hingga 24% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagai akibatnya, China harus merelakan posisinya sebagai konsumen terbesar perhiasan emas kepada India.
Di sisi lain, India menunjukkan performa yang lebih stabil dalam konsumsi emas berkat adanya pengurangan pajak impor untuk komoditas ini. Pada 2024, permintaan emas di India hanya mengalami penurunan sebesar 2%, yang mempertahankan negara ini sebagai salah satu pasar emas terbesar dunia.
Dukungan dari Faktor Eksternal
Kondisi geopolitik lainnya, seperti ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China, juga berkontribusi terhadap lonjakan permintaan emas. Dolar AS yang melemah dan kekhawatiran akan dampak perang dagang tersebut terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global, telah mendorong investor untuk mengalihkan dana mereka ke logam mulia ini.
"Logam mulia tersebut mendapat dukungan di tengah melemahnya dolar dan meningkatnya kekhawatiran atas meningkatnya perang dagang antara AS dan China, serta kemungkinan dampak negatifnya terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global," kata Ricardo Evangelista.
Senada dengan itu, Louise Street, pasar senior World Gold Council menegaskan bahwa, "Ketidakpastian geopolitik dan ekonomi makro seharusnya menjadi tema yang umum tahun ini, mendukung permintaan emas sebagai tempat penyimpanan kekayaan dan lindung nilai terhadap risiko." Ia juga mencatat bahwa meskipun permintaan emas tetap tinggi, sektor perhiasan mungkin akan terus tertekan. "Namun, kelemahan perhiasan kemungkinan akan terus berlanjut karena harga emas yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang lemah menekan daya beli konsumen," tambahnya.
Reaksi Pasar Terhadap Harga Emas yang Tinggi
Harga emas memiliki pengaruh besar terhadap permintaan pasar. Pekan lalu, harga emas diperdagangkan pada rekor baru US$2.877 per ons, karena investor berbondong-bondong membeli logam ini untuk melindungi investasi mereka di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu.
Pertumbuhan permintaan ini juga didukung oleh pembelian dari bank sentral, yang melihat emas sebagai aset yang stabil dan diyakini dapat melindungi perekonomian negara dari fluktuasi mendadak pasar global.
Secara keseluruhan, meskipun sektor perhiasan emas mengalami penurunan, permintaan emas untuk investasi tetap menunjukkan kekuatan yang signifikan. Kondisi ekonomi dan politik global yang tidak menentu diperkirakan akan terus mendorong permintaan investasi terhadap emas, menjadikannya aset pilihan yang aman bagi banyak investor di seluruh dunia. Ini menandai bahwa peran emas sebagai safe haven masih sangat relevan dalam iklim ekonomi saat ini.