Pekanbaru, Sejumlah pedagang di pasar tradisional Pekanbaru, seperti Agussalim, Limapuluh mengaku beras eceran Badan Urusan Logistik (Bulog) jenis medium sangat diminati oleh masyarakat.
Terbukti pascadigelontorkan lewat program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) atau dikenal dengan nama Operasi Pasar, Bulog Riau mencatat adanya peningkatan permintaan hampir dua kali lipat dari biasanya.
Pedagang Toko Roni di Pasar Agussalim, Ben Zani (45) kepada media mengatakan, kalau beras Bulog sekarang lagi ada peningkatan permintaan karena beras lokal sekarang lagi tinggi harganya.
"Dengan kualitas yang sama ada beda harga Rp1.500 per kilogram," kata Ben Zani di Pekanbaru, Rabu (28/9/2022).
Ben mengatakan, beras Bulog jadi pilihan alternatif bagi masyarakat disaat harga beras kualitas premium naik.
Sementara Marino pedagang sembako lainnya di Pasar Limapuluh mengaku diuntungkan dengan menjual beras Bulog, bahkan ia mampu memperdagangkan hingga 50 kilogram per hari.
"Awalnya kami ditunjuk menjadi mitra Bulog untuk menjual beras, kini di tengah naiknya harga beras beras Bulog hanya Rp9.500 per kilogram , maka permintaan beras Bulog naik kami diuntungkan," kata Marino.
Diakuinya kini harga aneka beras premium naik misalkan untuk jenis Anak Daro dihargai Rp14.500 - Rp15.000 per kilogram, naik dari harga sebelumnya Rp13.000.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Riau & Kepri Basirun mengatakan, saat ini memang sedang terjadi kenaikan harga beras kualitas premium di Riau, Pekanbaru. Untuk itu Bulog sudah jemput bola menghubungi warung dan pengecer di sejumlah pasar tradisional setempat untuk aktif memperdagangkan beras murah.
Kata dia, beras Bulog kini di ecer Rp9.500 per kilogram, dengan demikian maka masyarakat mulai banyak yang beli untuk dicampur dengan kualitas premium.
Dia mengakui sangat diuntung sejak ada beras Bulog tersebut, karena masyarakat lebih memilih untuk mengkonsumsinya, rata-rata ia mampu menjual 50 kg per hari.
Ia juga yakin bahwa berjualan beras Bulog sampai kapan pun tetap diuntungkan karena sudah punya pangsa pasar sendiri. Walau suatu harga harga beras premium kembali normal, maka harga beras Bulog ini tetap jauh lebih murah.
"Kami sudah punya segmen pembeli beras Bulog yakni kaum lanjut Usia (Lansia), dan mereka yang berpenyakit diabetes karena ini beras kadar gulanya lebih rendah jadi banyak dicari untuk keperluan khusus.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Riau & Kepri Basirun mengatakan dua Minggu terakhir ini memang ada kenaikan harga beras di sejumlah pasar Pekanbaru.
"Khusus beras premium ada kenaikan berkisar Rp1.000 hingga Rp1.500 per kilogram," kata Basirun.
Dikatakan dia untuk menetralisir harga beras di pasar agar kembali normal maka Bulog miliki program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) atau dikenal dengan nama Operasi Pasar di wilayah Provinsi Riau dan Kepulauan Riau.
"Program ini guna menjalankan fungsi menjaga stabilitas harga pangan khususnya beras sepanjang tahun 2022, selama ini Bulog selalu menjalin distribusi beras dengan Toko Pangan Kita (TPK), namun setelah ada kenaikan kami langsung interpensi dengan kios-kios untuk pendistribusian beras kemasan 5 kg dengan Harga Eceran Terendah (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah
Kegiatan Operasi Pasar atau Program KPSH ini lanjut dia, juga merupakan realisasi dari Tiga Pilar Ketahanan Pangan yang ditugaskan kepada Bulog yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas.
"Yang menjadi fokus kami saat ini adalah stabilitas harga beras di masyarakat, untuk itu kami terus upayakan semaksimal mungkin pelaksanaan program stabilisasi tersebut tanpa ada unsur kepentingan apapun kecuali kepentingan masyarakat terlebih ditengah situasi seperti sekarang", tambah Basirun.
Basirun kemudian menjelaskan langkah-langkah yang diambil dalam rangka stabilisasi harga beras diantaranya penguatan stok beras di gudang Bulog, saat ini sebesar 5.990 ton dalam proses penambahan dari Sulsel, Jabar, Lampung dan Sumsel total sebesar 6.500 ton yg direncanakan sudah masuk di gudang pada pertengahan Oktober 2022.
Selain itu juga mengoptimalkan program KPSH, dimana saat ini mulai terjadi peningkatan permintaan yg biasanya sekitar 100 ton per hari menjadi sekitar 200 ton per hari.
Target KPSH per hari kami tingkatkan menjadi 350 ton sampai dengan 400 ton dan realisasi KPSH sampai saat ini sebesar 11.567 ton.(BST).