Cara membeli saham luar negeri

Cara Membeli Saham Luar Negeri dan Sekuritas Pilihannya

Cara Membeli Saham Luar Negeri dan Sekuritas Pilihannya
Cara membeli saham luar negeri

Cara membeli saham luar negeri seperti saham Apple, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan membeli saham di Indonesia.

Perlu diingat bahwa membeli saham luar negeri bisa menjadi langkah strategis untuk mendiversifikasi portofolio investasi. Mengoleksi saham asing juga berpotensi memberikan keuntungan yang lebih besar.

Sebagai contoh, saham Google yang dalam setahun terakhir mengalami kenaikan harga sebesar 74,26% pada saham Alphabet Inc Class A dengan kode GOOGLE.

Bagi kamu yang tertarik untuk mengetahui cara membeli saham luar negeri, berikut adalah panduan lengkapnya.

Cara Membeli Saham Luar Negeri

Sebelum membeli saham, penting untuk mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan investasi saham online. 

Salah satu cara untuk menentukan waktu yang tepat adalah dengan melakukan analisis fundamental, seperti memeriksa kondisi ekonomi dan laporan keuangan perusahaan yang ingin dibeli sahamnya.

Selain itu, analisis teknikal juga sangat berguna, yaitu dengan melihat pergerakan harga saham dalam periode tertentu. 

Sebaiknya, kamu mempelajari harga saham, termasuk titik tertinggi dan terendahnya, untuk menentukan waktu yang tepat untuk membeli. Berikut adalah cara membeli saham luar negeri yang bisa kamu ikuti.

1. Buka Rekening Saham Luar Negeri

Saat ini, banyak perusahaan sekuritas internasional yang menyediakan layanan investasi saham luar negeri. Banyak dari broker ini juga telah memiliki aplikasi yang bisa diakses dengan mudah melalui smartphone.

Dengan mengunduh aplikasi dan membuat akun, kamu sudah bisa mulai berinvestasi di saham luar negeri. Namun, penting untuk diingat bahwa perusahaan sekuritas internasional tidak terdaftar atau diatur oleh OJK, sehingga kamu perlu berhati-hati.

Untuk menghindari penipuan, pastikan untuk memeriksa ulasan dan berita tentang perusahaan sekuritas tersebut. 

Perusahaan sekuritas yang baik biasanya akan memberikan layanan konsumen yang jelas dan responsif jika ada masalah saat menggunakan layanan mereka. 

Keamanan dan kenyamanan adalah hal utama yang harus diperhatikan dalam memilih broker untuk membeli saham luar negeri.

Berikut adalah beberapa tips untuk memilih sekuritas atau broker saham yang dapat memberikan keamanan dan kenyamanan:

  • Pertama, pastikan untuk memeriksa perizinan broker yang digunakan.
  • Kedua, cari tahu seberapa sering broker tersebut menjadi underwriter atau penjamin emisi bagi perusahaan yang terdaftar di bursa.
  • Ketiga, kunjungi dan pelajari website resmi broker tersebut untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
  • Keempat, periksa ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan sekuritas, termasuk modal awal, biaya transaksi, dan fitur aplikasi yang disediakan.

Seperti halnya di Indonesia, untuk membeli saham luar negeri kamu juga akan diminta untuk membuka Rekening Dana Nasabah (RDN) yang disediakan oleh broker internasional.

Untuk membuat rekening ini, kamu perlu menyiapkan dokumen identitas seperti KTP, NPWP, dan tanda tangan digital.

Setelah mengisi formulir dan melakukan verifikasi via email, proses ini biasanya memakan waktu beberapa hari kerja. Setelah selesai, kamu sudah bisa mulai bertransaksi saham luar negeri.

2. Menyetor Dana untuk Membeli Saham

Setelah akun kamu terverifikasi, langkah berikutnya adalah menyetorkan dana untuk membeli saham. Setiap sekuritas luar negeri memiliki ketentuan berbeda mengenai jumlah setoran awal.

Dana ini bisa disetorkan melalui transfer bank yang bekerja sama dengan sekuritas tersebut. Pastikan rekening bank kamu dapat digunakan untuk transfer ke sekuritas yang dipilih. 

Jika tidak, kamu bisa membuka rekening di bank yang bekerja sama atau memilih sekuritas lain yang sesuai dengan bank kamu.

Selain itu, kamu juga perlu memilih saham yang tepat, karena ada ribuan pilihan saham yang bisa dibeli, mulai dari saham perusahaan besar di Amerika, Korea Selatan, Jepang, China, dan negara lainnya.

Sekuritas untuk Membeli Saham Luar Negeri

Untuk kamu yang tertarik berinvestasi saham guna meraih keuntungan, ada beberapa aplikasi yang aman dan terpercaya yang dapat kamu pilih. 

Berdasarkan pengalaman para investor berpengalaman, berikut ini adalah beberapa broker internasional yang bisa diandalkan untuk membeli saham luar negeri.

1. Interactive Brokers

Interactive Brokers (IBKR) memberikan akses ke pasar-pasar saham terbesar di dunia, termasuk di AS, Tiongkok, Eropa, Hong Kong, dan Singapura. 

Platform ini memungkinkan investor untuk melakukan transaksi jual beli saham, forex, obligasi, ETF, dan banyak instrumen lainnya di lebih dari 220 wilayah. IBKR menawarkan akses ke 135 pasar yang tersebar di 33 negara dan mendukung 23 mata uang.

Untuk berinvestasi di saham multinasional melalui IBKR, kamu perlu menyetorkan modal minimal sebesar US$10.000 (sekitar Rp140 juta). 

Biaya transaksi cukup terjangkau, yakni mulai dari US$1 untuk transaksi dengan nilai kurang dari 1% dari total perdagangan, dan US$5 untuk transaksi sebanyak 1.000 saham. Bagi klien IBKR Lite, biaya transaksi ini bahkan bisa gratis.

Fitur utama Interactive Brokers:

  • Setoran awal minimal: USD 10.000 (sekitar Rp 140 juta)
  • Biaya transaksi kurang dari 1% nilai perdagangan: USD 1
  • Biaya transaksi untuk 1.000 saham: USD 5 (gratis untuk klien IBKR Lite)
  • Bebas biaya untuk menutup atau mentransfer akun
  • Bebas biaya untuk akun yang tidak aktif

2. eToro

eToro, perusahaan sekuritas asal Inggris yang didirikan pada 2007, telah beroperasi di banyak negara, termasuk Indonesia. eToro menawarkan lebih dari 2.000 saham dari berbagai perusahaan yang bisa kamu pilih. 

Setoran awal untuk memulai investasi di eToro cukup terjangkau, hanya USD 200 (sekitar Rp2,8 juta). Selain saham, eToro juga menyediakan investasi di forex, kripto, dan ETF.

Untuk setiap penarikan dana, eToro membebankan biaya sebesar USD 5. Namun, yang menarik, eToro tidak mengenakan biaya transaksi untuk jual beli saham dalam posisi long, dan hanya mengenakan biaya untuk short selling sebesar 0,18% dari nilai transaksi.

Fitur utama eToro:

  • Setoran awal minimal: USD 200 (sekitar Rp 2,8 juta)
  • Biaya penarikan dana: USD 5
  • Biaya tidak aktif: USD 10 per tahun (untuk akun tanpa aktivitas trading selama 12 bulan)
  • Tidak ada biaya transaksi jual atau beli saham untuk posisi long
  • Biaya short selling: 0,18% dari nilai transaksi

3. TradeStation

TradeStation merupakan pilihan lainnya untuk membeli saham luar negeri. Platform ini tidak membebani biaya transaksi untuk jual-beli saham, menjadikannya pilihan menarik bagi investor. 

Untuk memulai, kamu hanya perlu menyiapkan setoran awal sebesar USD 2.000 (sekitar Rp29 juta). Selain saham, TradeStation juga menyediakan layanan untuk trading forex, kripto, reksa dana, obligasi, dan ETF.

Platform ini memungkinkan nasabah untuk bertransaksi saham, reksa dana, ETF, obligasi, serta berpartisipasi dalam pembelian saham IPO. 

Fitur utama TradeStation adalah biaya transaksi yang gratis untuk 10.000 saham pertama per transaksi, dan hanya dikenakan biaya USD 0,005 untuk setiap saham tambahan di atas jumlah tersebut.

Fitur utama TradeStation:

  • Setoran awal minimal: USD 2.000 (sekitar Rp 28 juta)
  • Biaya transaksi atau trading gratis
  • Biaya transaksi saham: gratis untuk 10.000 saham pertama, USD 0,005 untuk setiap saham tambahan di atas 10.000

4. Saxo Bank

Saxo Bank adalah perusahaan penyedia layanan investasi saham luar negeri yang telah beroperasi sejak 1992. 

Platform ini ditujukan untuk investor yang lebih serius dalam berinvestasi saham luar negeri, menawarkan berbagai instrumen investasi seperti saham, forex, obligasi, dan aset lainnya.

Untuk memulai, Saxo Bank mengharuskan setoran awal sebesar USD 3.000 (sekitar Rp42 juta). 

Selain itu, nasabah juga akan dikenakan biaya kustodian tahunan yang berkisar antara 0,12% hingga 0,25%, tergantung pada tingkatan keanggotaan. Penarikan dana dikenakan biaya EUR 5 (sekitar Rp83 ribu).

Fitur utama Saxo Bank:

  • Setoran awal minimal: USD 3.000 (sekitar Rp 42 juta)
  • Biaya kustodian: mulai dari 0,12%-0,25% per tahun (tergantung tingkatan member)
  • Biaya minimal bulanan: EUR 5 (sekitar Rp 82.320, asumsi kurs Rp 16.464 per Euro)

Cara Menjual Saham Luar Negeri

Sebelum memutuskan untuk menjual saham luar negeri, penting untuk memahami beberapa strategi investasi saham yang dapat membantu memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian. 

Mengingat kondisi ekonomi yang tidak stabil dapat memengaruhi harga saham, penting bagi investor untuk memiliki strategi yang tepat agar tetap dapat bertahan di pasar yang fluktuatif. 

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam dunia investasi saham:

1. Exchange Traded Fund (ETF)

ETF adalah reksadana yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham pada umumnya. Investor dapat membeli atau menjual ETF selama jam bursa berlangsung. 

Strategi ini sangat berguna ketika pasar saham sedang tidak stabil karena faktor ekonomi atau politik yang memengaruhi harga. ETF memungkinkan investor untuk mendiversifikasi portofolio dengan mudah, bahkan dalam kondisi pasar yang tidak menentu.

2. Average Down

Strategi average down dilakukan dengan membeli saham secara bertahap saat harga saham sedang menurun. Ketika harga saham turun, perusahaan atau investor cenderung membeli lebih banyak saham untuk menurunkan rata-rata harga beli mereka. 

Hal ini sering terjadi pada saham perusahaan yang memiliki fundamental yang kuat dan prospek jangka panjang yang baik. Pilihlah saham dari perusahaan yang memiliki peluang tumbuh lebih besar dan stabil secara finansial.

3. Day Trading

Day trading adalah strategi di mana trader melakukan jual beli saham pada hari yang sama. Trader memanfaatkan pergerakan harga saham yang cepat dan signifikan dalam waktu singkat. 

Dengan menganalisis tren pasar dan pergerakan saham, trader dapat membuka posisi beli atau jual sesuai dengan peluang yang muncul. 

Strategi ini membutuhkan keterampilan analisis teknikal yang tajam serta pemahaman yang baik tentang pergerakan pasar dalam jangka pendek.

4. Stay Away

Strategi Stay Away adalah pendekatan di mana investor memilih untuk tidak terlibat dalam pasar saham selama kondisi pasar tidak stabil. Investor yang menerapkan strategi ini biasanya akan menunggu hingga pasar kembali menunjukkan tanda-tanda kestabilan.

Selama periode ini, mereka bisa mengalihkan investasi mereka ke produk lain yang lebih aman, seperti reksadana pendapatan tetap atau reksadana pasar uang, sembari menunggu kesempatan yang lebih baik di pasar saham.

Sementara itu, cara paling sederhana untuk menjual saham luar negeri adalah ketika harga saham yang dimiliki lebih tinggi dibandingkan dengan harga beli. Dengan begitu, investor bisa memastikan keuntungan dari selisih harga beli dan jual. 

Namun, fluktuasi harga saham kadang memaksa investor untuk segera mengambil keputusan demi meminimalkan kerugian, terutama saat harga saham terus menurun.

Cut Loss

Cut loss adalah istilah yang digunakan ketika seorang investor menjual saham dengan harga yang lebih rendah dari harga beli, yang berarti mengalami kerugian. 

Meskipun terdengar merugikan, keputusan cut loss sering kali diambil untuk menghindari kerugian yang lebih besar di masa depan, terutama jika harga saham terus merosot.

Bagi trader aktif, cut loss adalah langkah penting untuk meminimalkan kerugian. Jika harga saham terus turun, trader perlu segera mengambil tindakan untuk menjual saham tersebut.

Sebaliknya, bagi investor jangka panjang, keputusan untuk cut loss bisa ditunda, dengan harapan harga saham akan kembali naik. 

Namun, meskipun berfokus pada jangka panjang, investor tetap perlu mempertimbangkan cut loss jika ada perubahan fundamental pada perusahaan atau emiten yang sahamnya dimiliki. 

Hal ini sangat penting, terutama jika penurunan pasar seperti IHSG berdampak buruk pada emiten tersebut.

Batas Cut Loss

Batas cut loss adalah titik acuan yang digunakan untuk menentukan sejauh mana kerugian yang dapat diterima sebelum memutuskan untuk menjual saham. 

Ada dua pendekatan umum dalam menetapkan batas cut loss, yaitu berdasarkan harga beli awal dan titik support.

Jika menggunakan harga beli awal sebagai acuan, biasanya batas cut loss ditentukan sekitar 5-7% di bawah harga beli. Artinya, kamu akan menjual saham tersebut jika harga saham turun 5-7% dari harga beli awal. 

Namun, kekurangan dari pendekatan ini adalah kurangnya fleksibilitas, karena ada kemungkinan harga saham akan kembali naik setelah penurunan sementara.

Sebagai alternatif, banyak trader dan investor yang memilih titik support sebagai batas cut loss. Titik support adalah level harga yang dianggap sebagai titik terendah saham yang diperkirakan tidak akan turun lebih jauh. 

Dengan menggunakan titik support, keputusan untuk menjual saham bisa lebih fleksibel, karena dapat mempertimbangkan pergerakan harga saham dalam jangka waktu lebih singkat, seperti pergerakan harian.

Sebagai penutup, dengan memahami langkah-langkah dalam cara membeli saham luar negeri, kamu bisa mulai berinvestasi di pasar global dan memanfaatkan berbagai peluang yang ada.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index