Jakarta - Kementerian Perdagangan Indonesia akan menggelar pameran The 2nd Made in Indonesia Expo 2025 sebagai bagian dari kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi, untuk mendukung Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Pameran ini juga akan melibatkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia serta Kadin Arab Saudi.
Rencananya, acara tersebut akan dilaksanakan di Arena Venue, Riyadh, Arab Saudi pada tanggal 17-19 April 2025. Dengan luas area mencapai 6.000 meter persegi, pameran ini akan menampilkan produk unggulan Indonesia, berbagai talkshow bisnis, serta sesi business matching. Pameran ini menargetkan partisipasi 180 exhibitor dan transaksi yang diperkirakan mencapai Rp 2,5 triliun.
Gunawan, Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI di Riyadh, menyatakan bahwa selama beberapa tahun terakhir, permintaan masyarakat Arab Saudi terhadap produk-produk Indonesia semakin meningkat, namun masih ada kendala terkait kurangnya pasokan dari pelaku usaha Indonesia.
"Jika ada dua produk serupa yang masuk ke Arab Saudi dan salah satunya berasal dari Indonesia, besar kemungkinan pemerintah Arab Saudi akan memilih produk dari Indonesia," ungkap Gunawan. Ia juga menambahkan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat bagi Indonesia untuk memperkenalkan produknya secara lebih masif di Arab Saudi.
Gunawan juga menyoroti bahwa kebijakan kerajaan Arab Saudi yang lebih terbuka dan sejalan dengan visi Saudi Vision 2030 turut mendukung peluang pasar ini.
Muhammad Hasan Gaido, Presiden Indonesia Saudi Arabia Business Council (ISABC), menambahkan bahwa pameran ini bertemakan The 2nd Made in Indonesia Expo 2025: Pintu Gerbang Membangun Bisnis di Timur Tengah. Ia berharap pameran ini dapat menjadikan Arab Saudi sebagai pusat bagi produk Indonesia untuk memasuki pasar negara-negara kaya lainnya di Timur Tengah, seperti Qatar, Kuwait, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Oman.
"Jika produk Indonesia sudah diterima di Arab Saudi, maka akan lebih mudah untuk memasarkan produk tersebut ke negara-negara tetangga, karena aksesnya sangat terbuka, terutama dengan kebijakan perdagangan bebas dan dukungan dalam hal penyediaan layanan untuk jamaah haji dan umroh," jelas Gaido.