Kuta Selatan, Bali – PT Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai Subholding Upstream Pertamina, sukses meraih kemenangan dalam lelang Wilayah Kerja (WK) Melati, berkolaborasi dengan mitra konsorsium Sinopec International Energy Investment Holdings Limited dan KUFPEC Regional Ventures (Indonesia) Limited. Pengumuman pemenang lelang Wilayah Kerja Migas Tahap I Tahun 2024 disampaikan langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Dadan Kusdiana, pada acara Indonesia-China Energy Forum ke-7 (ICEF) di Bali, Selasa (3/9/2024).
WK Melati yang berhasil dimenangkan oleh konsorsium PHE memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total investasi lelang WK Migas Tahap I Tahun 2024, dengan komitmen pasti sebesar USD 12.700.000 dan bonus tanda tangan senilai USD 200.000.
Sebelum dilelang pada Mei 2024, WK Melati melalui tahap pelaksanaan Studi Bersama (Joint Study) antara PHE dan mitra sebelumnya pada tahun 2023. Area WK ini mencakup wilayah daratan dan lepas pantai seluas 8.453,7 km² dengan estimasi sumber daya mencapai 850 juta barrel minyak dan 4,7 triliun cubic feet gas, seperti yang tertera dalam dokumen lelang.
Direktur Utama PHE, Chalid Said Salim, menegaskan bahwa penunjukan WK Melati oleh pemerintah kepada konsorsium PHE dan mitra menunjukkan dukungan signifikan dari pemerintah dalam upaya berkelanjutan Pertamina untuk mengembangkan potensi eksplorasi dalam negeri. “Kami percaya bahwa amanah pengelolaan WK Melati dari pemerintah, serta rangkaian amanah sebelumnya seperti WK West Ganal, WK Peri Mahakam, dan WK Bunga, adalah tanggung jawab yang perlu kami jaga untuk merealisasikan potensinya dengan teknologi dan operasi yang unggul. Hal ini penting agar Pertamina dapat terus menambah jumlah sumber daya migas domestik demi ketahanan energi nasional. PHE saat ini sedang mengeksplorasi potensi yang ada di Indonesia Timur dan laut dalam. WK Melati sendiri merupakan new play frontier basin yang, jika terbukti memiliki cadangan migas komersial, diharapkan dapat membuka peluang baru di sekitar wilayah tersebut, menjadikan Sulawesi sebagai sweet spot migas berikutnya,” terang Chalid.
Pada tahun 2023, PHE telah memberikan kontribusi sebesar 68% dari total produksi minyak nasional dan 33% dari produksi gas nasional melalui optimalisasi pengembangan aset. Sebagai bagian dari strategi bisnisnya, akuisisi terhadap WK Eksplorasi merupakan langkah penting untuk menjaga laju produksi migas di masa depan dan ketahanan energi nasional. Upaya ini juga bertujuan memperkuat posisi Pertamina sebagai pemain utama dalam produksi migas domestik serta meningkatkan profitabilitas perusahaan dalam memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan pemangku kepentingan.
PHE akan terus berkomitmen untuk menjaga praktik bisnis yang sejalan dengan tren investasi berkelanjutan serta prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dan mengutamakan aspek keselamatan. PHE berpegang pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari United Nations Global Compact (UNGC) dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian dari penerapan aspek ESG. Sejak Juni 2022, PHE telah terdaftar sebagai anggota UNGC.
Mendukung aspek Governance, PHE berkomitmen terhadap Zero Tolerance on Bribery, memastikan pencegahan terhadap penipuan dan menjaga perusahaan bebas dari praktik penyuapan. Salah satu upayanya adalah dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandardisasi ISO 37001:2016.
PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent, baik di dalam maupun luar negeri, secara profesional, untuk mencapai visi menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia dengan predikat ramah lingkungan, bertanggung jawab sosial, dan memiliki tata kelola yang baik.