JAKARTA - Harga sembako di Jawa Timur hari ini menunjukkan pergerakan yang cukup fluktuatif.
Beberapa bahan pokok mengalami penurunan, sementara sebagian lain justru naik. Misalnya, bawang merah, cabai, dan ayam kampung tercatat turun, sedangkan bawang putih dan gas elpiji 3 kg mengalami kenaikan.
Data ini dikumpulkan dari sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (Siskaperbapo) pada Rabu, 24 Desember 2025, pukul 09.38 WIB.
Pergerakan harga sembako ini menjadi perhatian penting bagi masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, pedagang, dan konsumen harian. Informasi harga yang akurat membantu masyarakat merencanakan belanja, mengatur pengeluaran, dan mengantisipasi kenaikan biaya hidup di tengah ketidakpastian ekonomi.
Daftar Harga Rata-Rata Sembako di Jawa Timur
Sembako, atau sembilan bahan pokok, mencakup kebutuhan dasar yang dibutuhkan setiap rumah tangga, mulai dari beras, gula, minyak goreng, daging sapi dan ayam, telur, susu, bawang, gas elpiji, hingga garam. Selain itu, cabai juga menjadi bahan pokok penting bagi kebutuhan dapur sehari-hari.
Berikut daftar harga rata-rata beberapa sembako di Jawa Timur:
Beras Premium: Rp 14.896/kg
Beras Medium: Rp 12.902/kg
Gula kristal putih: Rp 16.400/kg
Minyak goreng curah: Rp 18.591/kg
Minyak goreng kemasan premium: Rp 20.468/liter
Daging sapi paha belakang: Rp 119.740/kg
Daging ayam ras: Rp 37.175/kg
Daging ayam kampung: Rp 68.018/kg
Telur ayam ras: Rp 29.399/kg
Telur ayam kampung: Rp 45.729/kg
Cabai merah keriting: Rp 36.241/kg
Cabai rawit merah: Rp 52.349/kg
Bawang merah: Rp 39.517/kg
Bawang putih: Rp 31.215/kg
Gas elpiji 3 kg: Rp 19.224
Kenaikan tercatat pada bawang putih naik Rp 201 atau 0,65 persen dan gas elpiji 3 kg naik Rp 189 atau 0,96 persen. Sementara itu, bawang merah turun Rp 311, daging ayam kampung turun Rp 912, telur ayam kampung turun Rp 1.061, cabai besar turun Rp 876, dan cabai rawit merah turun Rp 1.349.
Faktor Penyebab Perubahan Harga Sembako
Perubahan harga sembako tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. Pertama, perbandingan antara permintaan dan penawaran.
Ketika permintaan meningkat sementara pasokan tetap atau berkurang, harga akan cenderung naik. Sebaliknya, kelebihan pasokan akan menekan harga menjadi lebih rendah.
Kedua, cuaca dan kondisi alam memegang peran penting. Hasil panen dapat terpengaruh oleh cuaca ekstrem, banjir, atau musim kemarau panjang. Kekurangan pasokan akibat kondisi ini sering menyebabkan harga melonjak.
Ketiga, kebijakan pemerintah juga memengaruhi harga. Regulasi impor, subsidi, atau pajak dapat membuat harga sembako naik atau turun. Misalnya, pembatasan impor bawang putih dapat menekan pasokan dan mendorong harga naik.
Keempat, biaya produksi termasuk harga pupuk, bahan bakar, dan upah pekerja. Kenaikan biaya produksi akan menambah biaya pokok dan secara otomatis memengaruhi harga jual.
Kelima, nilai tukar mata uang memainkan peran khusus bagi bahan pokok yang diimpor. Depresiasi rupiah membuat barang impor lebih mahal, sehingga harga di pasar domestik ikut naik.
Faktor lainnya adalah masalah distribusi. Kemacetan transportasi, pemogokan, atau gangguan logistik lain bisa menunda pengiriman barang ke pasar, sehingga menyebabkan kenaikan harga sementara.
Dampak Fluktuasi Harga Sembako Bagi Masyarakat
Fluktuasi harga sembako memiliki dampak langsung bagi rumah tangga, terutama keluarga berpendapatan menengah ke bawah. Kenaikan harga daging, telur, atau cabai dapat mempengaruhi anggaran belanja harian. Sementara penurunan harga beberapa bahan pokok memberikan sedikit keringanan bagi konsumen.
Selain itu, pedagang eceran dan pedagang pasar tradisional juga merasakan dampak fluktuasi harga. Kenaikan harga pasokan dapat menurunkan margin keuntungan, sementara penurunan harga bisa meningkatkan daya beli masyarakat namun menekan profit.
Masyarakat diharapkan tetap memantau harga secara rutin, memanfaatkan informasi yang tersedia, dan melakukan perencanaan belanja yang matang. Strategi ini membantu menjaga kestabilan pengeluaran, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
Tips Memanfaatkan Informasi Harga Sembako
Agar lebih efektif, masyarakat dapat memanfaatkan informasi harga sembako secara bijak. Pertama, catat harga rata-rata harian di pasar atau melalui aplikasi resmi pemerintah. Hal ini membantu mengidentifikasi tren kenaikan atau penurunan harga.
Kedua, bandingkan harga di beberapa pasar atau toko. Kadang harga bahan pokok berbeda-beda antarwilayah atau antarpenjual. Dengan membandingkan, masyarakat bisa mendapatkan harga terbaik.
Ketiga, manfaatkan stok bahan pokok yang tahan lama ketika harga turun, misalnya beras, gula, atau minyak. Langkah ini dapat mengurangi kebutuhan belanja saat harga melonjak.
Keempat, gunakan informasi harga untuk mengatur anggaran belanja rumah tangga. Misalnya, menyesuaikan konsumsi daging atau cabai dengan harga yang sedang tinggi, sehingga pengeluaran tetap terkendali.
Terakhir, tetap memperhatikan kualitas barang. Harga murah tidak selalu berarti barang layak konsumsi. Pilih bahan pokok yang segar dan aman bagi kesehatan keluarga.