Gus Fawait Dorong Infrastruktur Serta Perlindungan Sosial Untuk Petani Jember

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:00:11 WIB
Gus Fawait Dorong Infrastruktur Serta Perlindungan Sosial Untuk Petani Jember

JAKARTA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember mengambil langkah strategis untuk memperkuat sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi lokal. 

Upaya ini dilakukan melalui perbaikan infrastruktur pertanian yang rusak, penyediaan alat produksi modern, serta pemberian jaminan perlindungan sosial bagi petani dan pekerja rentan. 

Strategi terpadu ini bertujuan menjadikan Jember kembali sebagai lumbung pangan utama di Jawa Timur (Jatim) sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Jember Muhammad Fawait, atau yang akrab disapa Gus Fawait, dalam peluncuran Program Lingkaran Cinta dan Cinta Petani yang digelar di Kantor Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Perkebunan (TPHP) Kabupaten Jember.

Gus Fawait menekankan bahwa perbaikan infrastruktur menjadi prioritas utama, karena tanpa fondasi ini, langkah-langkah lain untuk memperkuat sektor pertanian tidak akan efektif.

Perbaikan Infrastruktur Pertanian Jadi Prioritas

“kami menyadari bahwa hampir 70 persen infrastruktur pertanian di Jember sebelumnya mengalami kerusakan. Inilah fokus kami, memperbaiki apa yang rusak dan memberikan alat produksi yang modern,” ujar Gus Fawait.

Pemkab Jember melalui Dinas TPHP telah menerima dukungan pemerintah pusat dan daerah senilai Rp 73,5 miliar. Bantuan ini berupa 169 unit mesin prapanen dan 111 unit mesin pascapanen, 644 ton pupuk berbagai jenis, 8.728 pohon benih hortikultura, 33.800 bibit perkebunan, serta dukungan untuk 24.292 hektar (ha) tanaman pangan.

Gus Fawait menegaskan bahwa perbaikan infrastruktur bukan sekadar memperbaiki jalan atau irigasi. “Kami juga menyiapkan alat produksi modern agar petani bisa bekerja lebih efisien dan hasil panen meningkat,” tambahnya. Dukungan ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan di Jember.

Perlindungan Sosial bagi Petani dan Pekerja Rentan

Selain infrastruktur, Gus Fawait menyoroti pentingnya jaminan perlindungan sosial melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Program ini dirancang untuk meringankan beban para petani dan pekerja rentan yang menghadapi risiko kerja dan ketidakpastian penghasilan.

“Tahun 2025 mencatatkan angka partisipasi terbesar dalam tiga tahun terakhir. Total ada 82.093 orang yang iurannya dibayarkan oleh Pemkab Jember,” ungkap Gus Fawait.

Sepanjang tahun ini, Pemkab Jember membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan untuk 40.300 buruh tani, 19.474 pekerja sosial keagamaan, 10.000 petani pangan dan hortikultura, 9.484 pekerja rentan desa, 2.000 nelayan tangkap, serta ratusan pedagang keliling. 

Hingga 10 Desember 2025, total dana manfaat yang terserap mencapai Rp 17,8 miliar dan diproyeksikan menyentuh Rp 20 miliar pada akhir tahun.

Langkah ini menunjukkan bahwa Pemkab Jember tidak hanya fokus pada produktivitas pertanian, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada sektor tersebut. 

Perlindungan sosial menjadi jaring pengaman yang krusial, terutama bagi mereka yang bekerja dengan teknologi sederhana dan menghadapi risiko gagal panen.

Optimisme Pembangunan Pertanian 2026

Gus Fawait optimistis bahwa pembangunan infrastruktur dan sektor pangan akan semakin masif pada 2026, sejalan dengan visi pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto. “Kami tidak hanya bercerita, tetapi memberikan bukti konkret. Jember harus maju, Jember harus lebih baik,” tegas Gus Fawait.

Realisasi program pembangunan Pemkab Jember pada 2025 mencatat sejarah baru dan menjadi yang terbesar dalam empat dekade terakhir. Hal ini menegaskan keseriusan pemerintah daerah dalam menata sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pentingnya Konektivitas

Untuk memaksimalkan berbagai program pembangunan, termasuk sektor pertanian, Gus Fawait aktif melakukan lobi ke pemerintah pusat di Jakarta. 

Salah satu tantangan utama adalah perbaikan jalan di seluruh Jember, yang diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp 1,2 triliun. Target ini sulit dicapai jika hanya mengandalkan APBD.

“Oleh karena itu, konektivitas udara melalui Bandara Jember sangat krusial untuk memudahkan birokrasi berkoordinasi dengan pemerintah pusat demi membawa anggaran pembangunan ke Jember,” kata Gus Fawait.

Langkah ini menunjukkan bahwa Pemkab Jember tidak hanya fokus pada pembangunan lokal, tetapi juga memperhatikan sinergi dengan pemerintah pusat agar program pertanian dan infrastruktur berjalan optimal.

Sinergi Infrastruktur dan Perlindungan Petani

Perbaikan infrastruktur dan jaminan perlindungan sosial saling terkait. Infrastruktur yang baik memungkinkan petani meningkatkan produktivitas, sedangkan perlindungan sosial memberikan kepastian ekonomi bagi pekerja rentan.

Dengan alat produksi modern, pupuk, dan bibit berkualitas, produktivitas pertanian di Jember diharapkan meningkat. Sementara itu, BPJS Ketenagakerjaan memastikan petani dan pekerja rentan tetap terlindungi jika terjadi risiko kerja atau gagal panen.

Dua strategi ini diharapkan mampu menjadikan Jember lumbung pangan utama Jawa Timur sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

Pemkab Jember telah menunjukkan komitmen nyata dalam memperkuat sektor pertanian. Perbaikan infrastruktur, penyediaan alat produksi modern, serta jaminan perlindungan sosial bagi petani dan pekerja rentan menjadi strategi utama.

Gus Fawait optimistis bahwa sinergi lintas sektor, dukungan pemerintah pusat, dan program perlindungan sosial akan mendorong sektor pertanian Jember maju secara signifikan. 

Program-program ini bukan sekadar retorika, tetapi bukti konkret upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

Dengan langkah-langkah ini, Jember tidak hanya memulihkan infrastruktur pertanian yang rusak, tetapi juga memberikan perlindungan dan kesempatan bagi petani agar lebih produktif dan sejahtera di masa depan.

Terkini