PGTC 2024 sebagai Platform Solusi Transisi Energi oleh PGN dan Universitas Udayana

Kamis, 31 Oktober 2024 | 21:34:04 WIB

Bali – PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina berkolaborasi dengan Universitas Udayana untuk mengembangkan kapabilitas pengelolaan energi dalam rangka mencari solusi dan terobosan inovatif di bidang energi. Kolaborasi ini diimplementasikan melalui rangkaian acara Pertamina Goes To Campus 2024 (PGTC 2024).

Direktur Program Pembinaan Ditjen Migas Kementerian ESDM, Mirza Mahendra, menjelaskan bahwa tantangan utama penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) di masa depan adalah menjaga keekonomian dan mensinergikan pengaturan sektor hulu dan hilir. “Kami mendapat tugas dari Presiden untuk mendorong swasembada energi. Ketergantungan terhadap energi impor berdampak negatif pada ekonomi Indonesia, sehingga kita perlu menjaga kemandirian energi melalui diversifikasi sumber energi,” ujar Mirza.

Mirza menambahkan, untuk mencapai Net Zero Emission 2060, transisi energi adalah poin krusial dengan gas bumi sebagai energi fosil yang paling ramah lingkungan. “Inilah mengapa PGN hadir sebagai penyedia energi yang lebih ramah lingkungan,” lanjutnya.

Dari segi cadangan, Indonesia masih memiliki pasokan gas yang mencukupi untuk beberapa waktu ke depan. Tantangan berikutnya adalah membangun infrastruktur untuk memastikan distribusi gas dapat mencakup masyarakat luas menuju target NZE 2060.

“PGN perlu berkolaborasi dengan akademisi dalam mengembangkan riset inovatif untuk pengelolaan energi yang berkelanjutan. Kerja sama PGN dengan Universitas Udayana bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dalam pengelolaan energi masa depan, sekaligus memperkuat relasi korporasi dengan generasi muda sebagai calon pengelola energi nasional,” ujar Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko.

Kerja sama ini juga didukung oleh Rektor Universitas Udayana, Prof. I Ketut Sudarsana, yang menekankan pentingnya riset bersama di bidang energi terbarukan. “Sebagai bagian dari masyarakat akademik, Universitas Udayana bersama PGN bersinergi dalam meningkatkan edukasi, kesadaran, dan pemahaman publik terkait transisi energi agar proses ini berjalan mulus,” ungkapnya.

Baik PGN maupun Universitas Udayana sepakat bahwa gas bumi adalah energi transisi yang dapat memberikan perubahan nyata, mendukung kemajuan energi terbarukan di masa depan. Kerja sama ini diharapkan juga menumbuhkan kesadaran generasi muda terhadap isu energi, mempersiapkan mereka untuk masuk ke dunia kerja dalam era digital.

“Semoga kerja sama ini menjadi langkah awal menuju energi yang lebih baik bagi kita semua,” tambah Prof. I Ketut Sudarsana.

Arief berharap bahwa PGN dan Universitas Udayana dapat menciptakan kolaborasi konstruktif dalam mengembangkan pemanfaatan gas bumi. Selain itu, kerja sama ini juga diharapkan dapat memperluas sosialisasi pemanfaatan gas bumi di kalangan mahasiswa Universitas Udayana, khususnya melalui produk gas bumi beyond pipeline seperti CNG dan LNG yang diperkenalkan oleh PGN di Bali, mengingat belum adanya infrastruktur pipa dan sumber gas di wilayah tersebut.

“Sebagai bagian dari persiapan menuju energi baru terbarukan, kami melihat peluang untuk mengembangkan energi hidrogen. PGN akan mengarahkan inisiatif ke sana sebagai bagian dari strategi low carbon business guna mendukung pencapaian Net Zero Emission 2060,” tutup Arief.

Terkini