PHE ONWJ: Program Jam Pasir untuk Kemandirian Perempuan

Sabtu, 02 November 2024 | 15:29:33 WIB

KARAWANG – Kehadiran PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di masyarakat pesisir Karawang memberikan dampak positif, salah satunya melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang bernama ‘Jam Pasir’.

Jam Pasir, yang merupakan singkatan dari Jaga Alam Melalui Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, dirancang untuk tidak hanya fokus pada rehabilitasi lingkungan—termasuk pencegahan abrasi, restorasi mangrove, dan pengelolaan kawasan eduwisata—tetapi juga untuk memberdayakan istri nelayan dan membangun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Sejak dimulai pada 2018, program ini memberikan pelatihan keterampilan kepada para ibu dengan bimbingan dari pengusaha muda. "Dengan dukungan dari PHE ONWJ, kami belajar cara meningkatkan kualitas produk kami, mulai dari cita rasa hingga kemasan. Kami juga mendapatkan pemahaman tentang penentuan harga jual setelah menghitung biaya produksi," kata Iin Inani, Ketua Kelompok UMKM Pasir Putih dari Desa Sukajaya.

Produk yang dihasilkan beragam, meliputi kerupuk ikan teri, sate bandeng, ikan bakar, kerupuk rajungan, terasi ikan, sambal cumi, amplang, pempek rajungan, bakso ikan remang, dendeng ikan japuh, dodol mangrove, basreng rajungan, kerupuk ikan remang, jus mangrove, udang krispi, dan bola-bola susu.

Saat ini, telah terbentuk 25 kelompok UMKM yang menghasilkan tambahan pendapatan sekitar Rp 135 juta per tahun bagi para pelaku usaha.

General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, menegaskan bahwa program Jam Pasir mencerminkan komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, khususnya nelayan yang menjadi tetangga wilayah kerja perusahaan. Melalui pemberdayaan UMKM, perusahaan tidak hanya membantu mereka dalam meningkatkan pendapatan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru.

"Melalui program ini, kami berusaha memberdayakan perempuan agar lebih mandiri dan memiliki penghasilan sendiri. Kami berharap program ini bisa menginspirasi lebih banyak perempuan untuk berani berwirausaha," tutur Wira.

Selama setahun terakhir, suami Iin tidak melaut lagi akibat pembengkakan jantung dan disarankan dokter untuk mengurangi aktivitas fisik. Kini, Iin menjalankan peran ganda sebagai ibu dan tulang punggung keluarga.

“Dari program ini, saya belajar bahwa perubahan bisa dimulai dari diri sendiri, sekecil apapun langkahnya. Yang terpenting adalah tidak menyerah. Saya sangat berterima kasih kepada PHE ONWJ atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk berkembang. Semoga usaha kami semakin maju dan bisa memberikan kontribusi lebih besar bagi keluarga dan masyarakat,” kata Iin.

Sebelumnya, para buruh perempuan pengupas rajungan menghadapi ketidakpastian dalam jam kerja dan penghasilan. Saat musim melimpah, mereka bisa mendapatkan hingga Rp 300 ribu dalam sehari, tetapi sering kali hanya memperoleh Rp 100 ribu setelah bekerja selama 14 hingga 16 jam.

"Setiap hari kami mengupas rajungan yang baru ditangkap oleh suami-suami kami. Tangan sering kali kapalan, dan pinggang sakit karena duduk terlalu lama," kenang Iin, seorang ibu dengan tiga anak yang sebelumnya bekerja sebagai buruh harian.

Kini, Iin dan ibu-ibu lainnya di Desa Sukajaya tidak perlu lagi bangun pagi untuk bekerja sebagai buruh pengupas rajungan. Melalui program pemberdayaan dari PHE ONWJ, mereka menjalankan usaha kecil dari rumah, hanya keluar untuk membeli bahan baku atau mengantar produk ke pelanggan.

INFORMASI UMUM
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) adalah anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang berfungsi sebagai Subholding Upstream. PHE bertanggung jawab mengelola lapangan hulu minyak dan gas, baik di dalam maupun luar negeri.

Regional Jawa, yang ditugaskan oleh PHE, mengoordinasikan pengelolaan lapangan hulu minyak dan gas di wilayah barat Jawa, mencakup PHE ONWJ, PHE OSES, Pertamina EP wilayah Jawa Barat, dan Pertamina East Natuna. Area kerja ini meliputi DKI Jakarta, Banten, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, dan Kepulauan Riau.

Regional Jawa terus berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas sesuai rencana kerja dengan menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan aspek Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan (HSSE). Komitmen ini juga termasuk menjaga kelestarian lingkungan dan berkontribusi pada kemandirian masyarakat.

Terkini