Pertamina Ciptakan Dampak Positif dengan Layani Energi

Jumat, 01 November 2024 | 15:20:09 WIB

Ternate - PT Pertamina (Persero) terus berupaya meningkatkan ketersediaan energi di seluruh pelosok Indonesia melalui pengembangan Lembaga Penyalur BBM Satu Harga. Dalam langkah terbaru ini, Pertamina telah menambahkan 40 titik baru untuk program tersebut, dengan jumlah terbanyak di Klaster Maluku-Papua yang memiliki 14 lokasi, diikuti oleh Klaster Sulawesi-Nusa Tenggara dengan 12 titik, serta masing-masing 7 titik di Klaster Kalimantan dan Sumatera.

Peresmian lokasi-lokasi baru ini dilakukan di Fuel Terminal Ternate, Maluku Utara, pada Rabu, 30 Oktober 2024. Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Menteri ESDM Yuliot, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan, dan Kepala BPH Migas Erika Retnowati.

Yuliot menyampaikan bahwa Program BBM Satu Harga merupakan bagian dari dukungan terhadap 17 program prioritas yang digagas oleh pemerintahan Presiden Prabowo dan Gibran, termasuk upaya untuk mencapai swasembada energi.

"Program ini dirancang untuk memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat. BBM Satu Harga adalah kebijakan pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan yang merata dan mengurangi ketimpangan sosial. Kita perlu menjaga keberlanjutan program ini untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045," katanya.

Kepala BPH Migas, Erika Retnowati, menekankan bahwa pengawasan pelaksanaan Program BBM Satu Harga sangat penting, terutama untuk memberikan dampak positif di daerah-daerah terpencil.

“Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 tahun 2016, kami bertugas untuk mengawasi pelaksanaan program ini melalui Badan Usaha yang ditunjuk. Sejak tahun 2017, kami konsisten mendukung pembangunan penyalur BBM Satu Harga agar semua target dapat tercapai," ungkapnya.

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, menegaskan bahwa Program BBM Satu Harga mencerminkan komitmen Pertamina untuk menyediakan energi yang terjangkau bagi masyarakat di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

"Peresmian 40 lembaga penyalur BBM Satu Harga ini adalah bukti nyata dari upaya kami untuk memastikan aksesibilitas dan keterjangkauan energi bagi seluruh rakyat Indonesia," tambah Riva.

Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication Pertamina, menyatakan bahwa pembangunan BBM Satu Harga adalah bagian dari inisiatif untuk memastikan pemerataan energi di wilayah 3T.

“Sejak 2017, kami telah mendirikan lebih dari 500 titik penyalur BBM Satu Harga, sebagai langkah strategis untuk memperkuat ketahanan energi nasional," jelasnya.

Pertamina berkomitmen untuk terus mempercepat pengembangan program ini dan mengoptimalkan infrastruktur distribusi energi agar ketersediaan di wilayah 3T memenuhi prinsip availability, accessibility, affordability, acceptability, dan sustainability.

"Distribusi BBM Satu Harga dilakukan dengan menggunakan berbagai moda transportasi, termasuk darat, laut, dan udara melalui pesawat khusus. Kami berkomitmen untuk menjaga ketersediaan energi yang berkelanjutan," tambah Fadjar.

Selain itu, Pertamina berupaya memastikan harga BBM tetap terjangkau. Harga BBM yang sebelumnya berkisar antara Rp30 ribu hingga Rp100 ribu per liter kini disamakan dengan harga yang ditetapkan pemerintah, yaitu Solar Rp6.800 dan Pertalite Rp10.000 per liter. Ketersediaan BBM Satu Harga diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Sebagai pelopor dalam transisi energi, Pertamina berkomitmen untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 melalui program-program yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Semua langkah ini sejalan dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dalam seluruh aspek operasi dan bisnis Pertamina.

Terkini