Korupsi Kredit Usaha Rakyat Bank Rakyat Indonesia (KUR BRI) di Kota Tangerang Selatan membuka babak baru. Usai menjebloskan YSK selaku mantri dan DW seorang calo, Kejaksaan Negeri Tangerang Selatan terus melakukan pendalaman.
Sejatinya, pihak yang memberikan persetujuan dalam pencairan korupsi KUR BRI tersebut masih belum tersentuh. Akibat dari persetujuan itu terjadi kredit macet yang merugikan negara Rp1,2 miliar.
Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Tangsel Hasbullah mengataian saat ini proses sidik kasus dugaan korupsi KUR BRI masih berlangsung. Bahkan, potensi tersangka bertambah masih terus didalami.
"Masih (penyidikan, Red) terus dilakukan. Pokoknya masih kita dalami ya," kata Hasbullah.
Salah satu saksi korban berinisial LMD mengaku dirinya kembali mendapat panggilan dan kembali diperiksa oleh pihak Kejari Tangerang Selatan. "Saya dipanggil kembali pekan kemarin," ucapnya..
Ia jelaskan penyidik Seksi Tindak Pidana Khusus Kejari Tangerang Selatan panggil ulang dirinya sebagai saksi. Hal ini terkait dugaan korupsi yang dilakukan oleh mantri BRI berinisial YSK.
"Saya juga diinformasikan soal rencana sidang di Pengadilan Negeri Tangerang. Sidang sekitar akhir tahun ini atau awal tahun depan," ujar LMD.
Sebelumnya, Kepala Kejaksaan Negeri Tangerang Selatan, Apsari Dewi mengatakan, potensi adanya tersangka lain pada kasus dugaan korupsi KUR BRI. Pasalnya, Korp Bhayangkara masih terus melakukan pendalaman pada kasus yang merugikan negara miliaran rupiah ini.
"Ada potensi (tersangka lain, Red) sementara hasil penyelidikan baru dua orang. Namun, kasus ini masih terus kami dalami," ujar Apsari, Selasa (15/10/2024).
Terpisah, Kepala Kantor BRI Cabang Pamulang, Reza Cahya Dwiputra mengaku jika ada laporan baru akan dilakukan audit internal untuk mengetahui apakah terbukti ada pelanggaran atau tidak. "Apabila terbukti kita akan memproses hukum secara ketentuan," ucapnya.